June 19, 2009

Kisah Pohon Apel

Alkisah...
Hiduplah sebatang pohon apel. Seorang anak laki-laki gemar datang dan bermain di sekitarnya. Setiap hari ia gemar memanat sampai puncaknya, menikmati kelezatan buahnya, dan istirahat di balik bayangannya. Ia mencintai pohon apel itu, dan sang pohon pun senagn bermain bersamanya.

Waktu terus berlalu...
Bocah itu kini sudah dewasa dan tak lagi bermain di sekitar pohon apel itu lagi. Namun, pada suatu hari si bocah tampak kembali kepada sang pohon. Ia kelihatan sangat sedih...

"Saya bukan lagi anak-anak, saya tidak lagi bermain di sekeliling pohon. Saya ingin mainan. Saya butuh uang untuk membelinya"


"Maaf, tapi aku tidak memilikinya. Tapi kau dapat memetik semua apelku dan menjualnya. Maka kamu akan mendpaatkan uang"

Anak itu begitu senangnya. Ia petik semua apel dari pohon itu dan meninggalkannya dengan senang cita. Dan anak itu tak pernah lagi kembali setelah memetik semua apel. Sang pohon pun bersedih...

Tapi suatu hari si anak kembali lagi, dan betapa senagnnya si pohon.

"Ayo,,, bermainlah bersamaku", kata si pohon.

"Saya tak punya waktu untuk bermain. Saya harus mencari nafkah untuk keluargaku. Kami butuh rumah untuk berteduh. Bisakah kau menolongku ???"

"Maaf,,, tapi aku tidak punya rumah. Tapi kamu bisa pangkas batang-batangku untuk membangun rumahmu"

Maka anak lelaki itu menebangi semua batang pohon apel itu dan meninggalkannya dengan rasa bahagia. Pohon itu bahagia melihatnya bahagia. Tapi, si anak itu tak pernah kembali lagi. Sang ohonpun kembali merasa kesepian dan bersedih hati kembali.

Dan... Pada suatu hari yang panas, si anak kembali dan pohonpun sungguh senang.

"Datanglah,,, dan mari bermain bersamaku", kata si pohon.

"Saya sedang duka dan mulai tua. Saya ingin pergi berlayar untuk bersantai. Bisakah kau memberiku sebuah kapal ???"

"Pakailah dahanku untuk membuat perahumu. Kau dapat berlayar jauh dan bersenang-senang"

Maka si anak pun memotong dahan untuk membuat perahu. Lalu pergi berlayar dan tak pernah menampakkan diri untuk wakt yang lama.

Akhirnya,,, Si anak kembali setelah pergi bertahun-tahun.

"Maaf anakku,,, kini tak ada lagi sesuatupun padaku yang dapat ku berikan untukmu. Tak ada lagi buah-buah apel untuk kau makan", kata si pohon dengan sedihnya.

"Saya toh tak lagi punya gigi untuk mangunyahnya", jawab si anak.

"Tak ada lagi dahan untuk kau panjati"

"Saya sugah terlalu tua untuk itu sekarang", kata si anak lagi.

"Saya sungguh tak memiliki apapun lagi untukmu. Yang tertiggal hanyalah akar tuaku yang sudah mulai mati", kata si pohon dengan berlinang air mata.

"Saya tak perlu banyak sekarang. Hanya tempat untuk beristirahat. Saya sudah lelah untuk semuanya akhir-akhir ini", kata si anak.

"Bagus,,, akar tua pepohonan adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahat. Mari, duduklah bersamaku dan beristirahatlah"

Anak itupun duduk, dan pohon sangat gembira. Dia kembali tersenyum sambil berurai air mata....

#####

Ini adalah kisah setiap orang. Si pohon adalah orang tua kita. Saat kita masih muda, kita senang bermain dengan ayah dan bunda. Ketika kita dewasa, kita tinggalkan mereka dan hanya datang saat kita butuh abntuan.

Apapum,,, orang tua akan selalu di sana dan memberikan segalanya untuk mmbuatmu bahagia. Mungkin, teman-teman aka n berfikir betapa kejamnya si anak terhadap si pohon.

Tapi,,, begitulah cara kita semua memperlakukan orang tua kita...

0 Comments:

Post a Comment

"Budayakan Berkomentar Setelah Membaca"
... NO SPAM...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

 
Back to Top