September 24, 2009

Waktu

jamWaktu itu selalu bergerak maju. Tak bernah berhenti, apalagi mundur. Ia berjalan dengan deret hitung dari detik ke detik secara konstan. Walau bergerak linear, tapi waktu berlalu begitu cepat.

Saat waktu bergerak dengan kecepatan konstan, amal saleh cendrung mundur, melambat dan tidak konsisten. Tak jarang, kebaikan hari ini sama dengan kemarin. Banyak pula kebaikan hari ini justru lebih buruk dari kemarin.


Pertumbuhan amal tak seirama dengan lajunya waktu. Baik secara kuantitas, kualitas maupun ragamnya. Amalan kerap tertinggal oleh waktu yang terus berputar. Akumulasi kebaikanpun selalu lebih kecil dari akumulasi waktu yang telah dijalani. Perbekalan akhirat pada akhirnya tak bertambah optimal.

Kenyataan ini menjadi kerugian besar karena kehilangan kebaikan di tengah waktu yang tak akan mungkin kembali. Kehilangan prestasi di tengah hidup yang tinggal sebentar.

Sesungguhnya, kecepatan teraihnya kesuksesan hidup dan melewati shirat (titian) di akhirat, bergantung pada kecepatan merespon amal. Ibnu Mas’ud menjelaskan, “Ada yang melewati shirat seperti kilatan petir, angina, burung, hingga berjalan diatas perutnya".

Manusia terakhir yang berjalan dengan perutnya bertanya kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau melambankan aku?” Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Aku tidak melambankan kamu, karena sesungguhnya yang melambankan kamu adalah amalmu sendiri.”

Akhirnya umur hanya sebatas hitungan kuantitas waktu. Waktunya kosong dari aktivitas ilmu, ibadah dan amal. Waktunya banyak terbuang, menjerumuskan pada kesia-siaan hidup.

Ketidak harmonisan pertumbuhan amal denga sifat waktu, membuat manusia ditinggalkan oleh waktunya sendiri. Karena itu dibutuhkan kemauan besar dan kuat. Diperlukan juga aksi kecepatan dan konsistensi beramal untuk mengejar ketertinggalan.

“Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Alhadid [57]: 21)

@ abdoel malik @


0 Comments:

Post a Comment

"Budayakan Berkomentar Setelah Membaca"
... NO SPAM...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

 
Back to Top